Kelinci Sumatera – Kelinci adalah salah satu hewan yang sering kita jumpai sebagai peliharaan. Hewan mamalia mungil berkaki empat ini memang sejak lama dibudidayakan, baik untuk dipelihara maupun dijadikan santapan. Namun tahukah Anda, dari sekian banyak jenis kelinci yang ada di dunia, ada satu jenis yang sangat langka dan terancam punah? Ya, kelinci tersebut adalah Kelinci Sumatera, kelinci belang yang hanya ada di pulau Sumatera Indonesia.
Kelinci Sumatera sendiri telah tergolong langka karena jumlahnya yang sangat minim. Bahkan kelinci ini terakhir kali tertangkap kamera pada tahun 2007 dan belum terendus lagi kehadirannya hingga sekarang. Di dunia, hanya terdapat 15 spesimen kelinci yang tersimpan di museum. Untuk mengumpulkan kelinci tersebut juga tidak mudah, yaitu sejak tahun 1880. Beruntunglah bagi kita yang masih bisa melihat jenis kelinci ini walaupun dalam bentuk yang sudah diawetkan. Dan untuk mengenal kelinci ini lebih jauh lagi, silahkan Anda simak ulasan dibawah ini.
Daftar Isi
Mengenal Lebih Jauh Seputar Kelinci Sumatera
Kelinci Belang Sumatera atau yang memiliki nama latin Nesolagus Netscheri ini merupakan hewan asli Tanah Air Indonesia, tepatnya di pulau Sumatera. Kelinci ini sudah sejak lama dikategorikan sebagai hewan langka yang semakin terancam populasinya. Sejauh ini belum ada orang yang melihat kelinci ini secara langsung karena sejak tahun 1972, Kelinci tersebut hanya terlihat melalui kamera yang ditempatkan di hutan.
Ciri-ciri dan Karakter
Kelinci Sumatera adalah kelinci liar yang hidup di hutan tropis Sumatera. Memiliki telinga yang pendek dengan garis-garis kecoklatan pada bagian tubuhnya, serta bulu ekor berwarna merah, dan dibawah perutnya berwarna putih.
Seperti kelinci liar lainnya, kelinci Sumatera lebih suka bersembunyi dan sangat sulit untuk di jumpai, mungkin karena populasinya yang semakin menurun sehingga kelinci ini sangat langka.
Habitat Kelinci Sumatera
Kelinci Belang Sumatera merupakan kelinci endemik dari Sumatera yang habitatnya berada di hutan tropis. Kelinci ini hidup di dataran tinggi, 600 sampai 1600 meter di atas permukaan laut. Hingga sekarang pun tidak ada yang bisa mengklaim secara pasti berapa jumlah populasinya. Namun satu hal yang pasti, jumlah tersebut semakin terancam punah.
Di tahun 2008, kelinci Belang Sumatera dimasukkan oleh IUCN ke dalam status konservasi rentan dan “Critically Endangered.” Salah satu hal yang membuat jumlah populasinya semakin terancam adalah banyaknya hutan yang ditebang tanpa memperhatikan ekosistem disekitarnya. Hutan-hutan tersebut telah ditebang untuk dimanfaatkan sebagai lahan pertanian, mulai dari biji kopi, teh, hingga kakao.
Dan di tahun-tahun berikutnya, pelebaran lahan pertanian ini akan semakin menghabisi hutan-hutan yang ada di Sumatera. Jika sudah demikian, dapat dipastikan keberadaan kelinci Belang Sumatera akan semakin terancam punah.
Penelitian Kelinci Belang Sumatera oleh Jennifer McCarthy
Kelinci Sumatera pertama kali ditemukan pada tahun 1880. Kala itu masih belum ada ahli biologi yang tertarik pada spesies yang satu ini. Hingga akhirnya seorang mahasiswa doktoral bernama Jennifer McCarthy dari Massachusetts University mulai tertarik pada spesies ini ketika dirinya mengunjungi pulau Sumatera.
Saat itu pada awalnya McCarthy tidak mengetahui keberadaan spesies ini. Dirinya datang ke Sumatera untuk memenuhi ekspedisi penelitian terhadap beberapa hewan, diantaranya macan tutul, kucing batu, kucing emas, dan kucing kuwuk. Tetapi semua itu berubah ketika kamera jebakan miliknya yang ditaruh di hutan tak sengaja menangkap gambar seekor kelinci belang dan menyadari bahwa eksistensi hewan ini sangatlah minim.
McCarthy menyampaikan bahwa kelinci ini mengalami ancaman yang luar biasa. Itu semua terjadi karena habitatnya telah dihancurkan dan populasinya pun semakin menipis. Sejak saat itu McCarthy mulai mengumpulkan berbagai macam data guna menunjang penelitiannya tentang kelinci belang ini.
Namun sayangnya, mengumpulkan data kelinci ini sangatlah sulit. Bahkan dari sekian banyak literatur yang dibaca, hanya sedikit sekali data yang ditemukan mengenai kelinci ini. Parahnya, menurut McCarthy data-data tersebut banyak yang salah. Tentu permasalahan ini harusnya diperhatikan lebih lanjut oleh pemerintah Sumatera dan Indonesia.
Sampai sekarang pun penelitian terkait kelinci Sumatera masih sangat minim. Tingkat publikasinya juga rendah sehingga banyak orang yang tidak mengetahui keberadaan kelinci ini. Hal ini pun diperparah dengan fakta bahwa Pulau Sumatera telah kehilangan lebih dari setengah lahan hutannya yang telah ditebang secara intens sejak tahun 1975 hingga sekarang.
Dan menurut McCarthy, untuk menyelamatkan Kelinci Belang Sumatera dari kepunahan harus diadakan peningkatan perlindungan terhadap wilayah Taman Nasional Kerinci Seblat dan Taman Nasional Bukit Barisan. Setidaknya hal tersebut dapat mempertahankan ekosistem dan habitat dari Kelinci Sumatera. Hal ini pun tentunya mendapat halangan tersendiri dan tidak bisa dengan mudah dilakukan karena permintaan lahan terhadap kebutuhan pertanian dan pembangunan semakin tinggi.
Dan kalau mau melihat jauh ke depan, maka Kelinci Belang Sumatera ini bukan satu-satunya hewan asal Indonesia yang terancam punah karena keserakahan manusia. Masih ada banyak hewan lainnya yang ada di Sumatera dan bernasib sama. Pulau ini telah menjadi rumah bagi lebih dari ratusan ribu mamalia, burung, reptil, dan ikan.
Larangan Memelihara Kelinci Sumatera
Sebagai hewan yang terancam punah, kelinci Sumatera tentu tidak dilegalkan untuk dijadikan hewan peliharaan. Bahkan bagi sang penjual maupun pembelinya dapat terancam pasal UUD atas dasar penjualan hewan langka terancam punah.
Namun sayangnya hingga kini upaya penangkaran dan pembudidayaan Kelinci Sumatera belum menuai hasil. Minimnya kesadaran dan rendahnya bantuan pemerintah membuat kelinci ini semakin terlupakan eksistensinya. Bahkan keberadaan hutan lindung di Sumatera juga belum mampu menjawab solusi atas kepunahan Kelinci Sumatera ini. Untuk itu diharap kepada siapa saja agar dapat menjaga ekosistem dimanapun berada. Karena rusaknya ekosistem dapat mengancam keberadaan hewan-hewan yang sebenarnya penting bagi keberlangsungan hidup manusia.
Demikianlah ulasan yang dapat kami bagikan seputar Kelinci Sumatera yang eksistensinya semakin terancam. Diharapkan kepada kita semua agar dapat menjaga ekosistem dan memperhatikan lingkungan demi keberlangsungan hidup di masa mendatang.
Tinggalkan Balasan